Sejarah CU Lestari
Pada abad 18 terjadi revolusi industri di Negara Inggris yang memberikan dampak di banyak negara di Eropa, tak terkecuali di Negara Jerman. Revolusi industry tersebut mengakibatkan banyaknya pengangguran karena tenaga manusia banyak diganti dengan mesin. Kondisi ini diperparah dengan adanya gagalpanen di masyarakat petani yang mengakibatkan kelaparan sehingga menjadikan beban bagi pemerintah.
Adalah walikota Jerman, yaitu Bapak F.W. Raiffeisen yang tanggap melihat situasi ini. Beliau melakukan beberapa upaya untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan namun semuanya gagal. Pada akhirnya beliau menemukan kesimpulan bahwa yang bisa menolong masyarakat miskin adalah masyarakat miskin itu sendiri. Inilah yang menjadikan cikal bakal lahirnya gerakan Credit Union. Pater Karl Albrecht SJ mengenalkan Credit Union di Indonesia pada tahun 1967.
Pemikiran inilah yang juga menginspirasi para Suster Kongregasi Putri Maria dan Yosef untuk membuka karya baru yaitu pemberdayaan masyarakat pada tahun 1996. Pemberdayaan masyarakat ini dilakukan karena adanya keprihatinan atas para petani yang banyak terlilit hutang kepada lintah darat, pola pertanian yang tidak ramah lingkungan, dan masih banyaknya pemuda desa yang menganggur. Melihat hal ini, Suster Kongregasi Putri Maria dan Yosef mengajak para petani untuk mencari jalan keluar bersama-sama dengan membentuk kelompok. Dalam perjalanannya, ada salah satu dari anggota kelompok yang lahan garapannya akan disita oleh Bank. Lalu muncullah gagasan yang disepakati bersama untuk membantu anggota kelompok tersebut dengan cara menabung bersama yang tujuannya untuk melunasi pinjamannya di bank.
Berangkat dari semangat solidaritas inilah, akhirnya CU Lestari terbentuk dengan mengumpulkan modal bersama. Kegiatan ini dimulai dari ibu-ibu anggota kelompok yang menabungkan uangnya sebesar Rp.250,- per minggu, yang dikelola dalam bentuk UBSP (Usaha Bersama Simpan Pinjam) kemudian dilembagakan dalam bentuk koperasi. Diharapkan dengan terbentuknya lembaga ini tercipta modal bersama yang dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri sehingga kesejahteraan bersama dapat tercapai.
Dengan semangat, kerjasama, kerja keras serta keterlibatan setiap stakeholder yaitu Pengurus, Pengawas, Manajemen, Penasihat dan Anggota sendiri, CU Lestari berkembang pesat. Hingga saat ini telah melayani lebih dari 7.000 anggota di 4 Kabupaten, yaitu Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Temanggung. Dengan didukung 8 Tempat Pelayanan, diharapkan CU Lestari akan semakin mudah dalam menjangkau setiap kebutuhan dan permasalahan yang dimiliki oleh anggota dan masyarakat luas.
Pendidikan Anggota Berdaya
Program pelatihan untuk membangun modal sosial anggota agar semakin berdaya.
Layanan Keuangan Berkualitas
Memberikan layanan keuangan terbaik untuk membangun ketahanan ekonomi anggota.
Pendampingan Usaha Baru
Mendampingi dan menciptakan usaha baru untuk mempertahankan kelangsungan pendapatan.
Solidaritas Antar Anggota
Memperkuat nilai-nilai sosial dan solidaritas antar anggota lembaga.